Menyerah Di Tengah Jalan (半途而废)


Di jaman Negara berperang, ada seorangyang bernama Le Yang, dia pergi keluar merantau untuk mencari ilmu. Setahun kemudian, dia pun kembali. Istrinya yang tengah memintal begitu melihatnya seraya bertanya dengan penuh keheranan mengenai alasan kepulangannya. Le Yang pun menjawab: “Di luar sana setahun tidak berjumpa denganmu sangat menderita, aku mau pulang melihatmu, tidak ada alasan lain kok.”

Mendengar jawaban ini, Sang istri amatlah marah, diambilnya gunting dan diguntinglah kain yang tengah dipintalnya, dan setelah itu berkata:” Aku memintal dengan mesin pintal ini, harus selembar demi selembar benang dipintal dengan susah payah, baru bisa menjadi sebuah kain. Sekarang aku sudah menguntingnya, sama saja menyia-yiakan hasil kerja kerasku selama ini. Demikian pula kamu. Merantau di luar juga harus mengumpulkan ilmu sedikit demi sedikit. Kalo menyerah di tengah jalan, apa bedanya dengan , kain yang kupintal dan kugunting hingga putus ini?

Le Yang mendengar perkataan Sang istri, sangatlah malu. Oleh karena itu, dia segera pergi kembali untuk merantau hingga 7 tahun lamanya. Kali ini ia kembali tidak dengan tangan kosong, melainkan sambil membawa ilmu-ilmu yang telah ia berhasil kuasai.

Panda’ers Sekarang kita menggunakan idiom “半途而废 Ban Tu Er Fei” untuk menggambarkan Suatu hal yang belum berhasil diselesaikan tetapi berhenti begitu saja.


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Menyerah Di Tengah Jalan (半途而废)"

  1. merantau jauh jauh jangan bawa ilmu pulang...tapi bawa uang....

    ReplyDelete

Cara mencari tekan Ctrl+F di keyboard dan masukkan Indonesia, Mandarin atau pinyin.