Wang Luobin, Musikus Terkemuka dari Bagian Barat Laut Tiongkok

 

Apa kabar Pandakers? Panda akan mengajak Anda berkenalan dengan musikus terkemuka almarhum Wang Luobin.
Wang Luobin adalah musikus terkemuka Tiongkok, dan dikenal melewati 50 lebih lagu bertema cinta yang bernuansa bagian barat laut Tiongkok, antara lain, Di Tempat Nan Jauh, Singkaplah Kerudungmu dan Bulan Sabit Terbit Perlahan-lahan. Saat menciptakan lagu Di Tempat Nan Jauh, Wang Luobin berada di Qinghai, bagian barat laut Tiongkok. Padang rumput dan Danau Qinghai yang membentang luas tak bertepi serta penggembala yang sendirian menggairahkan antusiasme Wang Luobin untuk menciptakan lagu, dan lahirlah lagu Di Tempat Nan Jauh di tepi Danau Qinghai, salah satu danau air asin yang paling besar di Tiongkok. Lagu itu kemudian menjadi lagu yang paling populer di antara sekian banyak lagu ciptaan Wang Luobin, sekaligus salah satu lagu bahasa Tionghoa yang paling populer di dunia. Wang Luobin dirinya juga paling menyukai lagu tersebut, dan setelah wafat, lagu itu pun diukir di batu nisannya.
Wang Luobin dilahirkan di sebuah keluarga karyawan di Kota Beijing pada Desember tahun 1913. Ia belajar di Jurusan Musik Universitas Keguruan Beijing pada tahun 1934. Setelah meletusnya perang anti agresi Jepang pada tahun 1937, Wang Luobin menerjunkan diri dalam aksi anti agresi di bagian barat laut Tiongkok. Justru di bagian barat laut, Wang Luobin menemukan inspirasi untuk menciptakan lagu, dan sejak itulah, Wang Luobin tak pernah meninggalkan bumi itu.
Selama di Qinghai, Wang Luobin mengumpulkan banyak lagu balada asli setempat. Sebagian lagu itu diubahnya menjadi lagu yang lebih populer. Lagu Alamuhan, lagu etnis Uigur Xinjiang adalah salah satu di antaranya. Lagu itu mengisahkan telanjur cinta pria terhadap seorang gadis cantik bernama Alamuhan. Zhang Shicai yang berguru kepada almarhum Wang Luobin mengatakan: "Wang Luobin menciptakan lagu dengan bercermin pada lagu-lagu rakyat setempat. Lagu-lagu itu adalah hasil paduan irama musik etnis setempat dengan musik etnis Han."
Tidak sedikit orang mengira bahwa Wang Luobin pasti pria yang romantis dan hidup bahagia, namun justru sebaliknya, hampir 20 tahun ia hidup dalam penjara dengan tuduhan yang tiada alasannya. Biarpun selama meringkuk di penjara, Wang Luobin tetap sangat antusias dalam menciptakan lagu. Liu Shuhuan, salah seorang ahli yang khusus mempelajari Wang Luobin menilai karyanya sebagai berikut: "Siapa pun yang berkontak dengan Wang Luobin, atau berkontak dengan lagu gubahannya, dan membaca bahasa filsafatnya, akan terasa hatinya tercekam. Biarpun meringkuk di penjara, ia tetap pandai menemukan keindahan. Bagi orang lain, yang terlihat hanyalah kepahitan dan kesengsaraan, namun dalam mata Wang Luobin segala sesuatu terdapat keindahannya. Beberapa lagu yang diciptakannya dalam penjara sampai sekarang tetap populer. Pada saat sakit gawat, ia menulis satu kalimat yang berbunyi: Saya mau membawa keindahan dan kenikmatan kepada rakyat melalui suara nyanyian. Inilah ekspresi yang paling jitu dari lubuk hatinya."
Nasibnya yang berliku-liku tidak menghancurkan semangatnya, malah membikin pria barat laut itu menjadi lebih teguh, bahkan lebih romantis. "Biarpun saya meringkuk di penjara, saya tetap merasa lapang dada, dan menempuh kehidupan yang riang gembira. Saya tetap menulis lagu, dan dengan suara lagu menyongsong segala kesengsaraan." Demikian tutur Wang Luobin. Saudara pendengar, yang Anda dengar tadi adalah lagu Sa Ahdai. Sa Ahdai adalah nama seorang gadis etnis Uigur di Xinjiang. Sa Ahdai secara harfiah berarti "bahagia". Wang Luobin berkenalan dengan gadis itu di penjara. Waktu itu, Sa Ahdai adalah seorang polisi wanita yang baru saja bertugas di penjara tempat Wang Luobin berdekam. Suatu pagi, ketika Sa Ahdai yang berkerudung dan berpakaian etnis Uigur tampil di hadapan para tahanan, nyaris semua orang tertarik oleh kecantikannya, tak terkecuali Wang Luobin. Beberapa tahun kemudian, Wang Luobin yang telah dibebaskan, dengan antusiasme tinggi menciptakan lagu Sa Ahdai, sebuah lagu yang khusus diciptakan untuk gadis itu.
Zhao Guodong, ahli penerjemahan bahasa etnis minoritas angkatan tua Xinjiang mengenang kembali persahabatannya dengan Wang Luobin ketika berdekam dalam penjara. "Meringkuk di penjara boleh dikatakan penghinaan bagi seseorang, namun Wang Luobin tidak menunjukkan sikap negatif apa pun, juga tidak merasa pesimistis, lebih-lebih tidak putus asa, malah maju terus pantang mundur. Lagu-lagu yang diciptakannya dalam penjara adalah buktinya. Setelah keluar dari penjara, ia menciptakan lebih banyak lagu yang cemerlang, namun ia tidak bersikap sombong, ia tetap seperti apa adanya tanpa perubahan, itulah Wang Luobin. Dia selalu bersikap yang biasa tak peduli berada dalam kesulitan atau tidak."
Wang Luobin seumur hidup menciptakan lagu cinta, dan cinta itu bukan hanya menyenandungkan asmara, melainkan segala sesuatu yang indah di dunia ini. Baik dengan kekasih pertama Luoshan, maupun Zhuoma, gadis etnis Tibet yang mencambuknya dengan ringan, dan Sanmao, pengarang Taiwan atau pun istrinya Huang Yulan, Wang Luobin mencurahkan kecintaan yang luar biasa. Akan tetapi, hubungan itu semuanya tidak berlangsung lama. Mengenai ayahnya, salah seorang dari tiga anaknya, yaitu Wang Haixing mengatakan kepada wartawan: "Oleh karena ayah saya melewati kebanyakan waktunya di penjara, maka kami kerap kali indekos di rumah sanak saudara dan handai taulan. Ayah pernah mengatakan, bahwa dia besar hutang budi pada anak-anaknya."
Qinghai adalah tempat Wang Luobin hidup, juga sumber inspirasinya dalam menciptakan lagu cinta. Tanggal 20 Juni lalu, Gedung Peringatan Kesenian Musik Wang Luobin diresmikan di Kecamatan Xihai, Keresidenan Haibei, Provinsi Qinghai. Dalam gedung peringatan itu diperagakan banyak foto, benda asli dan hampir seratus karya lagu yang tak dikenal dunia luar.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wang Luobin, Musikus Terkemuka dari Bagian Barat Laut Tiongkok"

Post a Comment

Cara mencari tekan Ctrl+F di keyboard dan masukkan Indonesia, Mandarin atau pinyin.