Panda’ers tahu tidak dulunya para
pekerja yang membangun tembok besar china sekitar ribuan pekerja tewas dan ada
juga pekerja yang ikut terkubur kedalam bangunan tersebut.salah satu korban
dari kerja paksa ini adalah suami puteri meng jiang. Cerita ini berawal dari
dinasti qin, qin shi huang mengirimkan Jenderal Meng Tian dengan 300.000
tentara dan tenaga kerja paksa untuk misi dan melanjutkan pembagunan tembok
besar.
Puteri Meng Jiang (孟姜女)dikabarkan pernah hidup pada 2.200 tahun yang lalu
semasa dinasti Qin. Keberadaannya telah menjadi legenda dimasyarakat hingga
kini, berikut kisahnya :
Sebuah keluarga yang bermarga Meng
suatu ketika menanam labu manis disepanjang pagar rumahnya. Tumbuhan tersebut
tumbuh dengan pesat dan merambat melewati pagar pembatas yang bersebelahan
dengan keluarga bermarga Jiang. Sebuah labu manis besar tumbuh didekat pagar
tersebut, saat keluarga Meng membelah labu itu, tiba-tiba muncul seorang gadis
cilik dari dalam labu.
Gadis cilik ini kemudian
diberi nama putri Meng Jiang. Dia tumbuh menjadi seorang gadis cantik laksana
dewi kayangan, dia juga terkenal ramah dan cerdas, piawai dalam membuat puisi
dan bermain musik serta mendalami nilai-nilai Konfusius. Pasangan tua Meng
memperlakukannya seperti anak mereka sendiri.
Kaisar pertama dinasti Qin sangat
kejam dan lalim. Demi mempertahankan keutuhan dinasti yang baru tumbuh ini, dia
memerintahkan ratusan pemuda bekerja sebagai budak untuk membangun Tembok Besar
disisi utara tanpa memperdulikan keselamatan jiwa mereka. Banyak pemuda yang
meninggal karena kelelahan.
Tersebutlah seorang pelajar
bernama fan Xi liang ( 范喜良 ) yang melarikan diri dari
rumahnya untuk menghindari kerja paksa tersebut, dia bersembunyi dihalaman
belakang keluarga Meng. Tanpa sengaja Putri Meng Jiang menemukannya, dan
memberitahu ayahnya. Ayah putri Meng adalah orang yang berhati baik, beliau
memutuskan untuk menolong fan xi liang menghindar dari pemerintah.
Selama dalam persembunyiannya
dirumah Meng, keluarga Meng akhirnya mengenal dan menyadari bahwa fan Xi liang
adalah seorang pelajar yang cerdas dan baik budi, sehingga mereka
menjodohkannya dengan puri Meng Jiang.
Tiga hari setelah perkawinan
secara sembunyi-sembunyi mereka, sekelompok petugas pemerintah menggeledah
rumah keluarga Meng dan membawa pergi fan Xi liang. Putri Meng Jiang tahu kalau
suaminya akan dijadikan budak pembangunan Tembok Besar. Setahun lamanya dia
menunggu, airmata seringkali membasahi bantalnya. Namun tak ada kabar berita
dari sang suami. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari suaminya. Namun seberapa
jauhkah Tembok Besar itu ? Setelah berjalan kaki berhari-hari lamanya, putri
Meng Jiang bertanya kepada seorang kakek tua. Kakek itu menjawab, “Ada suatu
tempat yang sangat jauh bernama propinsi You ,Tembok Besar itu ada jauh disebelah
utaranya.”
Selama dalam perjalanan putri Meng
Jiang mengalami banyak penderitaan. Dia berjalan seharian dan bermalam
dimanapun dia berhenti. Dia makan roti dingin dan minum air dari sungai yang
dia jumpai. Seringkali dia kelelahan dan kedinginan, namun dia tetap
melanjutkan perjalanan, tak peduli hujan dan terik mentari, tanah lapang
ataupun pegunungan berbatu. Seringkali dia dibantu oleh beberapa keluarga yang
ditemui selama perjalanannya.
Akhirnya putri Meng Jiang tiba di
Tembok Besar pada suatu hari musim gugur yang dingin. Hatinya tersayat saat
melihat para pekerja membawa muatan yang berat dibawah pengawasan penjaga. Dia
lalu bertanya kepada orang-orang dimana suaminya Fan Xi liang berada, namun
yang didapat hanyalah kabar suaminya telah meninggal beberapa hari setelah
ditangkap. Tubuhnya dikubur dibawah Tembok Besar.
Seketika putri Meng Jiang
terguncang oleh kesedihan yang teramat dalam ; dia menangis dan menangis diatas
Tembok Besar tersebut, airmatanya mengalir bagaikan sungai. Dia memukul-mukul
Tembok Besar itu, menyesali kematian suami dan takdir dirinya. Tangisannya
membuat trenyuh para pekerja dan penjaga, sehingga menghentikan pekerjaan
mereka dan ikut mencucurkan airmata bersamanya. Langit menjadi gelap dan angin
dingin musim gugur menjadi lebih menyengat seperti ikut berduka.
Tiba-tiba sebuah dentuman keras
memecah keheningan, sebagian Tembok Besar runtuh, memperlihatkan sisa-sisa
tubuh pekerja yang terkubur dibawahnya. Melihat tulang belulang itu, putri Meng
Jiang berpikir bagaimana dia dapat mengenali milik suaminya. Kemudian dia
teringat perkataan orang kuno bahwa tulang orang yang meninggal hanya dapat
menyerap darah anggota keluarganya. Dia lalu menggores ujung jarinya dan
membiarkan darahnya jatuh mengucuri tulang belulang itu. Akhirnya dia menemukan
tulang belulang suaminya, lagipula dia mengenali kancing baju yang pernah dia
jahit untuknya. Putri Meng Jiang mengubur mayat suaminya menurut ritual
layaknya sorang istri yang sangat mencintai suaminya.
Menurut legenda, bagian Tembok
Besar yang runtuh akibat airmata putri Meng Jiang tidak pernah dibangun lagi
(jika dibangun kembali akan segera runtuh). Kisah putri Meng Jiang menjadikan
dirinya sebagai sosok yang sangat dihormati oleh masyarakat Tiongkok dari
generasi ke generasi. Kuil persembahan putri Meng Jiang berdiri pertama kali
pada waktu dinasti Song, kira-kira 1000 tahun yang lalu, terus terpelihara dan
disembah dari permulaan berdirinya Tembok Besar hingga hari ini didaerah Timur.
beuh,,, super sekali... air matanya... lol
ReplyDelete