Kebangsaan : China
Tahun Kelahiran : 1976
Profesi : Dancer
Tai Lihua adalah seorang penari tuli yang menarikan Tarian Bodhisattva Seribu Tangan yang telah memukau jutaan penonton di seluruh penjuru dunia.
Dia tuli dan bisu. Dia sebenarnya terlahir normal di Yinchang di propinsi Hubei, China. Dia mulai mengalami gangguan pendengaran ketika berusia dua tahun sebagai akibat overdosis obat saat dia demam parah. Sejak itulah dunianya berubah menjadi dunia yang sunyi. Dia tidak dapat mendengar tawa orang-orang sekitarnya atau ketika orang tuanya memanggil namanya.
Pada saat itu dia tidak tahu bahwa dirinya berbeda dengan anak-anak lainnya. Ketika berusia 5 tahun dia masuk ke taman kanak-kanak. Suatu hari guru TK membuat sebuah permainan di dalam kelas. Semua anak-anak ditutup matanya dan ditanya untuk menebak suara-suara yang didengar mereka. Ketika saat gilirannya tiba, dia tidak dapat mendengar apapun. Dia membuka matanya dan dapat melihat senyuman anak-anak lain pada dirinya. Itulah saat dia mengetahui bahwa dia berbeda dengan anak-anak lainnya di kelas. Dia menjadi sedih dan menangis.
Untuk dapat tumbuh berkembang seperti anak normal lainnya, dia masuk ke sebuah sekolah lokal khusus anak-anak tuli pada usia 7 tahun. Pada suatu hari guru sekolah itu membawa sebuah drum ke dalam kelas dan mulai memukul drum itu. Tai Lihua terhenyak oleh vibrasi ritme yang disalurkan ke tubuhnya melalui ujung kakinya. Ini seperti sebuah kekuatan yang muncul dari dalam hatinya. Dia duduk di atas lantai kayu dan merasakan getaran yang diterimanya di sekujur tubuhnya. Itu adalah suara yang terindah yang pernah dia dengar. Untuk memperoleh perasaan seperti itu lagi, dia mendekatkan wajahnya mungilnya ke loudspeaker dan berimajinasi tarian di TV. Itu adalah satu-satunya bahasa yang dia miliki. Sejak itulah dia mengerahkan segala daya upayanya dalam dunia tari dan menari menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya.
Pada saat itu dia memimpikan untuk memiliki sepasang sepatu tari. Orang tuanya tidak dapat membelikannya karena ibunya harus keluar dari pekerjaannya untuk mengurusi keluarga mereka dan keluarga tersebut hanya bergantung pada uang 50 yuan sebulan yang diperoleh ayahnya. Ayahnya bekerja dengan keras dan akhirnya berhasil membelikannya sepasang sepatu tari berwarna putih. Ketika dia memakai sepatu itu, dia takut untuk menapak di lantai karena takut akan mengotori sepatunya. Pada malam hari dia membawa sepatu itu untuk tidur bersamanya dan hal ini menggerakkan hati ayahnya dan beliau pun menangis.
Pada usia 15 tahun, Tai terpilih untuk mengikuti pelatihan profesional. Tetapi sebagai seorang pemula, gerakan Tai begitu kacau dan seenaknya sehingga guru-gurunya tidak benar-benar membantu perkembangannya. Walau begitu, Tai Lihua tidak pernah menyerah.
Tariannya berkembang pesat dan segera dia menemukan mimpinya. Pada tahun 1993, usia 17 tahun, dia diterima dalam the China Disabled Art Troupe. Penampilan luar negerinya yang pertama adalah Malaysia. Di Malaysia dia berhasil mendapat perhatian dari seorang laki-laki lokal yang kaya yang sengaja menunggunya hingga penampilannya selesai. Akan tetapi pada saat itu hatinya tertutup untuk menjalin hubungan apapun dan dengan sopan dia menolak ajakan pria tersebut. Seperti semua anak gadis, dia juga memimpikan untuk menemukan seseorang yang spesial dalam hidupnya tetapi dia berpikir bahwa dengan kekurangannya, dia tidak akan memiliki sebuah hubungan normal. Hal inilah yang membuatnya berkonsentrasi pada dunia tari saja.
Pada tahun 1994, dia mendaftar di Akademi Seni Hubei. Dia menjadi seorang siswi di sebuah sekolah normal. Oleh karena dia tidak dapat mendengar, dia selalu duduk di depan kelas mencoba membaca gerakan bibir gurunya dan tulisan di papan tulis. Karena keterbatasannya, dia berusaha lebih keras daripada teman-temannya yang lain. Setelah kelas berakhir, dia akan meminjam catatan dari temannya dan mengopinya. Setelah 4 tahun, dia akhirnya lulus dengan sebuah sarjana di bidang seni dan melamar di sebuah sekolah khusus tuli untuk menjadi guru.
Ketika bersama the China Disabled Arts Troupe, dia mempelajari tarian Merak. Ini adalah sebuah tarian yang sangat sulit bahkan untuk penari normal sekalipun. Dia sadar bahwa dia harus bekerja lebih keras untuk mempelajari tarian tersebut. Kerja kerasnya terbayarkan. Para penonton terpukau dengan performanya. Dia berkata bahwa tariannya berasal dari kerja keras dan keringat, juga dipenuhi oleh "cahaya" dan mimpi-mimpi.
Tahun 2000, dia tampil di Carnegie Hall di New York.
Tahun 2001, dia pergi lagi ke Malaysia dan penampilannya disana juga sukses. Ternyata disana seorang pria yang sama dengan pria yang ditemuinya 8 tahun silam menemuinya lagi. Akan tetapi sayangnya, saat itu Tai Lihua sudah memiliki seorang pangeran di hatinya. Dia pun menolak kembali dengan halus ajakan pria Malaysia itu. Walaupun kecewa, si pria mengharapkan kebahagiaan bagi dirinya. Tai pun menikah dengan pangeran hatinya saat berusia 26 tahun.
Selama salah satu penampilannya di Polandia, setelah selesai dia balik ke belakang panggung untuk berganti kostum penampilan berikutnya. Pihak panitia datang menemuinya di belakang panggung dan mengatakan padanya bahwa para penonton di hall, termasuk Presiden Polandia dan istrinya masih bertepuk tangan dan mereka masih ingin melihatnya lagi. Akan tetapi dia tidak dapat melakukan hal itu karena harus bersiap-siap untuk penampilan selanjutnya. Pembawa acara kemudian mengumumkan kepada para penonton bahwa si penari adalah seorang tuli dan karenanya dia tidak tahu bahwa para penonton masih bertepuk tangan dan meminta maaf dia tidak bisa kembali ke panggung karena harus bersiap untuk penampilan selanjutnya. Mendengar ini, banyak penonton yang menitikkan air mata.
Penampilan luar biasanya adalah pada tahun 2005 yakni ketika ia menampilkan tarian Bodhisattva Seribu Tangan di acara tahunan CCTV Gala Show. Penampilan kelompoknya pada malam itu terpilih menjadi penampilan terbaik. Sejak saat itu dia telah menampilkan tarian itu keliling dunia, semuanya memperoleh respon luar biasa dari penonton. Dia disebut "Saudara Perempuan Guan Yin".
Saat ini dia sedang berada di U.S. Tiga hari lalu (6 Juni), dia menampilkan Tarian Bodhisattva Seribu Tangan di upacara pembukaan the International VSA Festival di Washington (VSA=Very Special Arts). Kelompoknya diberikan penghormatan untuk tampil di "the Grand Final" (penampilan terakhir di malam hari). Sebagai permulaan dari penampilan itu, pembawa acara menyediakan waktu 45 menit untuk memperkenalkan kelompok penari tersebut. Penampilannya malam itu memperoleh standing ovation dari para penonton.
Hingga saat ini, Tai Lihua sudah tampil di seluruh penjuru Cina dan di lebih 60 negara di dunia, semua memberikan respon luar biasa. Menurutnya, penampilan yang paling membuatnya terkesan adalah saat di Carnegie Hall di New York dan La Scala Opera House di Italy.
Terlepas dari segala kekurangannya, Tai Lihua adalah orang yang sangat optimis. Dia tidak menyesali hidup. Dia pernah suatu kali berkata seandainya dia adalah orang normal, dia mungkin tidak akan mendapatkan begitu banyak perhatian dan cinta dari orang-orang di sekitarnya. Dia bahagia dengan hidupnya sekarang.
0 Response to "Tai Lihua: Sebuah Wajah Untuk Seribu Tangan"
Post a Comment