Di antara astronom-astronom terkenal pada zaman China kuno, Zhang Heng dari dinasti Han Timur merupakan astronom yang paling brilian.
Zhang Heng yang juga dikenal dengan nama Pingzhi, lahir pada tahun 78 SM di Kota Shiqiao, kabupaten Xie, Nanyang Shire (sekitar 16 kilometer ke utara dari kota Nanyang) Provinsi Henan. Pada usia 16 tahun, Zhang meninggalkan kampung halamannya guna melanjutkan studi ke China. Di sana ia bertemu dengan banyak cendekiawan terkenal.
Suatu waktu ia pergi ke Chang’an yang merupakan ibukota lama dari Dinasti Han. Di sana ia mengunjungi situs-situs lokal bersejarah, di mana ia meneliti kondisi medan, peralatan, adat istiadat serta hubungan antar manusia di sekitar daerah pegunungan. Setelah itu, ia pergi ke Luoyang yang merupakan ibu kota dari Dinasti Han Timur. Di sana ia meneruskan studinya di Taixue yang merupakan lembaga pendidikan tertinggi di waktu itu.
Zhang memiliki minat khusus dalam bidang sastra dan telah menulis banyak karya sastra dengan menggunakan gaya yang berbeda. Pada 111 Masehi, ia dipanggil untuk mengabdi pada pemerintah. Di antara banyak pos jabatan yang pernah ia tempati, ia pernah menjadi seorang Taishiling selama 14 tahun.
Seorang Taishiling adalah seorang perwira yang bertugas mengamati fenomena astronomi, menyusun kalender, meramalkan cuaca dan mengurus permasalahan studi dalam bidang meteorologi dan suhu. Ketika menjabat sebagai seorang Taishiling, Zhang melakukan studi terperinci terhadap kalender astronomi dan telah memberikan kontribusi yang besar.
Zhang adalah pakar dalam bidang astronomi dan perhitungan kalender. Dia telah menulis banyak buku astronomi, termasuk “Ling-xian”, “Ilustrasi Lingxian”, serta “Diagram dan Interpretasi dari Armillary Sphere”. Dia mengamati dan menganalisis berbagai fenomena langit yang spesifik, dia juga mengkalkulasi bahwa di China bagian tengah merupakan tempat di mana orang-orang bisa melihat sekitar 2.500 bintang.
Studinya yang berhubungan dengan gerhana bulan hampir sepenuhnya akurat. Pengukuran yang dilakukannya terhadap diameter matahari dan bulan adalah 1/736 lingkaran langit, atau 29’24” dalam skala modern. Hasil ini sangat mendekati diameter sesungguhnya dari matahari dan bulan, 31’59 “26.
Zhang juga menemukan bahwa matahari memiliki ukuran yang sama pada pagi hari, siang hari dan malam hari. Meskipun matahari tampak lebih besar di pagi dan sore hari, serta tampak lebih kecil di siang hari, namun ia menggambarkannya sebagai sebuah efek dari optik mata kita yang terjadi pada pagi dan sore hari, di mana kita berada dalam kondisi yang tidak terlalu terang. Sebuah objek bercahaya akan tampak lebih besar jika dilihat dari tempat yang gelap. Namun pada tengah hari, dikarenakan pada siang hari cahaya matahari begitu terang, maka matahari seolah tampak lebih kecil. Fenomena ini tidak berbeda jauh dengan fenomena yang terjadi pada cahaya api yang tampak jauh lebih besar pada malam hari bila dibandingkan pada siang hari.
Buku Astronomi “Lingxian”
“Lingxian”, sebuah buku karya Zhang yang paling terkenal ini menjelaskan perkembangan dan gerakan dari langit, bumi, matahari, bulan, dan bintang. Dalam buku ini, Zhang juga menyebutkan bahwa dimensi yang dapat kita amati adalah sangat terbatas, sedang dimensi yang tak dapat kita amati adalah tak terbatas. Karyanya ini sangat jelas menyebutkan teori bahwa alam semesta ini tidak terbatas dalam ruang dan waktu.
Pada bagian awal buku ini, Zhang mencoba menjelaskan asal mula langit dan bumi serta isu-isu dalam evolusi. Dia berpendapat bahwa sebelum langit dan bumi terpisahkan, kondisi kosmos ini sangat kacau. Namun begitu mereka dipisahkan, substansi yang ringan naik membentuk langit dan substansi yang berat akan bergumpal membentuk bumi.
Langit memiliki Qi (energi dalam kosmos yang merupakan tubuh manusia dan bentuk kehidupan lainnya yang menopang kehidupan) dari Yang dan Bumi memiliki Qi dari Yin. Kedua jenis Qi ini dapat berinteraksi satu sama lain, dari sinilah hal-hal dalam alam semesta diciptakan. Qi yang dikeluarkan dari bumi membentuk bintang-bintang. Zhang percaya bahwa planet bergerak perlahan ketika mereka berada dekat dengan langit, dan mereka yang berada jauh dari langit akan bergerak lebih cepat.
Zhang juga menunjukkan bahwa bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, namun memantulkan sinar dari matahari. Dia berpendapat bahwa matahari dan bulan seperti api dan air. Api dapat memancarkan cahaya dan air dapat memantulkan cahaya. Dia menunjukkan bahwa cahaya di bulan merupakan pantulan dari sinar matahari, dan bulan tidak dapat diamati pada siang hari karena tergerus oleh sinar matahari.
Pada saat yang sama, Zhang juga menjelaskan bagaimana terjadinya gerhana bulan. Dia percaya bahwa ketika bulan berada dalam siklus penuh, kita seharusnya dapat melihat bulan purnama, akan tetapi ada saat di mana kita tidak bisa melihatnya, yang dikarenakan posisi Bumi menutupi bulan dari sinar matahari. Dia menyebut bayangan bumi ini “Anxu” dan ketika bulan menempati posisi “Anxu” ini, maka gerhana bulan akan terjadi. Penjelasannya mengenai prinsip gerhana bulan sangat menginspirasi banyak orang.
Selain itu, dalam “Lingxian”, Zhang juga menghitung diameter sudut matahari dan bulan. Ia mencatat terdapatnya 2.500 bintang yang dapat diamati ketika ia berada di Luoyang. Perhitungannya ini sangat medekati hasil perkiraan para astronom masa kini.
Dalam buku astronomi lainnya, “Diagram dan Interpretasi dari Armillary Sphere”, ia mengukur satu tahun matahari sebagai “365 dan seperempat derajat”, yang sangat mendekati perhitungan astronom masa kini yang menghasilkan angka 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.
Dalam “Lingxian”, Zhang menggambarkan diagram bintang pertama di China, termasuk 2.500 bintang yang ia amati. Menurut “Lingxian”: “Ada 124 bintang yang selalu berpendar terang, ada 320 bintang yang memiliki nama, kesemuanya berjumlah 2.500, dimana masih terdapat sejumlah bintang yang belum termasuk hitungan.”
Keakuratan diagram bintang Zhang tidak hanya melampaui pendahulunya, bahkan merupakan diagram yang menjadi patokan utama dalam jangka panjang. Namun pada akhir Dinasti Han, China berada dalam kekacauan dan mengakibatkan diagram bintang yang dibuat Zhang ini menghilang.
Awal Dinasti Jin, Chen Zhuo mulai membuat diagram bintang, namun diagramnya hanya mampu mencakup 1.464 bintang. Diagramnya tidak dapat bertahan sampai masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing. Saat itu telah dibuat diagram bintang yang lebih rumit dengan bantuan teleskop, yang mencakup lebih dari 3.000 bintang. (Pureinsight/sun)
0 Response to "Kosmologi Zhang Heng"
Post a Comment